marhaban ya ramadhan

Ya Allah, ketika engkau menebar rahmat baroqah dan keselamatan di bulan yang mulia ini, maka dahulukan saudara-saudaraku yang sedang baca tulisan ini beserta keluarganya; yaa Rahman yaa Rahiim...jadikan ia dalam golongan orang yg selalu menerima rahmatMu; yaa Qudus...jauhkan ia dari sgala penyakit hati; yaa Rofi' muliakan dan tinggikan derajatnya; yaa Malikul Mulki...jagalah ia dalam dalam kuasaMu; yaa Syakur...jadikan ia ahli bersyukur; yaa Ghoofar ...ampunilah ia spanjang hidup-akhiratnya dan berkahkan rizkynya yaa Razaq. Amin... Marhaban ya Ramadhan mohon maaf atas segala salah dan khilaf

Rabu, 22 September 2010

WISATA KE CANDI GEDONGSONGO

Pas liburan sekolah (semester ganjil) anakku , tepatnya bulan Januari 2010, kami sekeluarga main ke Candi Gedong Songo naik mobil kijang ’94. Lumayan tuh buat nanjak (tanjakan cukup tajam). Kami berangkat dari rumah masih pagi sekitar jam 07.00 WIB (memang suami suka ngajak jalan itu pagi-pagi biar masih fress dan jalanan sepi). Dari kecamatan Ambarawa ke lokasi ditempuh sekitar 15 menit ke arah utara melewati jalan yang menanjak. Untungnya jalanan masih sepi jadi lancar tidak seperti pas pulangnya, jalan penuh rapat macet malahan ada motor yang terbakar, lalu mobil yang naik didorong (he he kebalik…penumpang gentian yang turun).
Candi Gedongsongo berada di lereng Gunung Ungaran. Desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Jawa Tengah. Nama Gedongsongo diberikan oleh penduduk setempat untuk kompleks candi tersebut. Gedongsongo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti  bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan bangunan, memang ada 9 candi kecil-kecil. Katanya candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi.
Ketika tiba di depan obyek wisata Candi Gedongsongo suasana sudah sangat terasa sejuk. Tampak dari kejauhan kabut tipis turun dan mulai menyelimuti bukit eh gunung Ungaran. Kata suamiku, jalan ke atas cukup jauh….walah rasane awakku dadi abot…pasti capek nih…. Tapi alhamdulillah ada yang nawari naik kuda. Harga per orang naik dan keliling semua candi sebesar Rp. 50.000,-. Maka jadilah kami bertiga naik kuda dan ndilalah…aku kalah berebut kuda dan malah dapat yang paling kecil…kasiaan kudane!!! Seumur-umur baru kali ini lho aku naik kuda… untungnya tukang kuda dan kudane sabar , tau kalo aku takuuuut….. nasihatnya kalo jalan menanjak badan tegak, kalo jalan menurun badan membungkuk. Tapi karena takut kakiku sering mencengkeram….jadinya sering ditegur sama tukang kuda. Ealahhh! Sebenarnya ada juga jalan setapak dan orang-orang pada lewat situ.
Kompleks Candi Gedongsongo dibangun berderet dari bawah hingga puncak perbukitan di Gunung Ungaran. Gunung adalah tempat persembahan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan ini merupakan tradisi masyarakat lokal pra Hindu. Sedangkan gunung juga merupakan tempat tingga dewa-dewa menurut tradisi Hindu yang saat itu sedang berkembang secara global mempengaruhi hampir separuh dunia. Tradisi lokal biasanya terkurangi perannya oleh tradisi global, ternyata keduanya mampu berdiri setara di Gedongsongo.
Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik. Candi Gedong I berada pada ketinggian 1.208 mdpl, menghadap ke barat, di dalam bilik masih dapat dijumpai yoni namun lingganya sudah tidak ada.
Candi Gedong II: Berada pada ketinggian 1.274 mdpl, terdapat dua bangunan yaitu Candi Induk (menghadap ke barat)  dan dihadapnya terdapat sebuah Candi Perwara (menghadap ke timur) yang telah runtuh.
Candi Gedong III: Berada pada ketinggian 1.297 mdpl, terdiri dari tiga bangunan yaitu candi induk menghadap ke barat, candi apit di sebelah utara, dan candi Perwara di depan candi induk. Arca pada relung candi induk masih dapat dijumpai yaitu Durga di relung utara, Agastya di relung selatan, Ganesha di relung timur, dan Mahakala dan Nandiswara terdapat di kiri-kanan pintu candi. Candi Perwara memiliki bentuk yang hampir sama dengan Candi Semar di Kompleks Candi Dieng, yaitu berbentuk persegi panjang.
Candi Gedong IV: Berada pada ketinggian 1.295 mdpl, terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari Candi Induk dan delapan Candi Perwara; sub kelompok kedua terdiri dari satu Candi Perwara; dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua Candi Perwara. bagian luar bangunan Candi Induk terdapat relung-relung kosong kecuali pada relung sisi selatan terdapat arca Agastya.
Candi Gedong V: Berada pada ketinggian 1.308 mdpl, terdapat dua halaman yang tidak sama tingginya, di halaman pertama terdapat Candi Induk yang diapit dua buah reruntuhan Candi Perwara. Sedangkan pada halaman kedua terdapat dua buah reruntuhan Candi Perwara.
Kami tidak melihat candi yang lain lagi….mungkin masih diatas atau sudah roboh….. jadi harusnya masih ada 4 candi lagi. Di Dekat candi-candi ini banyak remaja yang membuat kemah dan bermain-main disana.
Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. Jadi harus siap-siap tutup hidung….ntar bias pusing kalo ndak kuat. Menurut ceritane pengunjung, mandi air panas ini bisa menyembuhkan orang sakit.
Cukup puas dengan panorama alam dan keindahan warisan budaya ini akhirnya kami turun, dan beristirahat di bawah yaitu di arena perkemahan yang sudah sangat rame.

2 komentar:

Thomas-Santoso mengatakan...

mbak n mas besok kalo jalan-jalan ngajak yo, dulu ngajaknya situ dah sampai bawen aku masih disumberlawang ya gak mungkin nyusul, ghea bapakmu diprovokasi jalan-jalan lagi, skali2 ke bandung

Unknown mengatakan...

kapan maen lagiiiiii???????????
kpn2 maennya ke dieng lo.... >,<